Kamis, 11 September 2014

Presentasi Yang Wow !

Anda guru? Ingin presentasi anda terlihat menarik? Nah cobalah membuat presentasi yang menarik dengan sebuah alat bantu bernama Prezi.Bacalah artikel yang saya buat : presentasi-menarik-dengan-prezi/

Kamis, 26 Juni 2014

Workshop Pengembangan Lesson Study

Guru biasa memberitahukan. Guru baik menjelaskan. Guru ulung memeragakan. Guru hebat mengilhami (William Arthur Ward)


Mengapa Perlu Lesson Study?

Ada pameo yang beredar dikalangan komunitas pendidikan, bahwa apapun kurikulumnya metode belajarnya tetap itu-itu juga. Seperti sebuah iklan minuman "apapun makanannya, minum tetap teh botol sosro".

Tidaklah salah sepenuhnya pameo tersebut, namun juga tidak semua guru melakukan hal tersebut.. 
Lantas mengapa Lesson Study perlu dilakukan oleh para guru? Guru sesungguhnya adalah manusia pembelajar. Namun kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan sangat jarang didapatkan, dengan kondisi demikian guru dituntut untuk kreatif mengembangkan kualitas diri.Kenyataan yang kita alami pendidikan kita menghasilkan output yang mempunyai daya saing secara global rendah, menurut berita dari Tempo kualitas pendidikan kita sangat rendah

Lesson study sesungguhnya adalah sebuah terobosan yang dilakukan untuk mendongkrak kualitas layanan guru terhadap peserta didik melalui kolaborasi beberapa guru dalam mata pelajaran sejenis.




Dr. Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari Universitas Negeri Malang, telah mencoba merumuskan definisi operasional lesson study, sebagai berikut. ”Lesson study adalah proses kegiatan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community”.


Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. (Slamet Mulyana, 2007)

Manfaat Lesson Study

Lesson Study mempunyai manfaat bagi guru antara lain :



(1)   Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,

(2)  Guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan

(3)  Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study

4)   Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran

5)   Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya

6)   Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan   materi dalam kurikulum. 

7)   Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.

8)   Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan   belajar siswa

9)  Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.



Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson Study

Secara singkat, lesson study dapat dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, adakanlah semacam pertemuan kompok guru yang menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan kompetensinya dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tertentu. Pertemuan kelompok guru ini menyepakati beberapa hal, misalnya: (1) proses pembelajaran dalam pokok bahasan apa, mata pelajaran apa, dan kelas berapa,  yang akan dikaji melalui lesson study; (2) siapa yang akan bertindak sebagai guru penyaji yang akan melaksanakan proses pembelajaran, (3) siapa saja guru yang bertindak menjadi pengamat dalam kegiatan lesson study tersebut. Untuk ini, guru penyaji harus memiliki kesadaran ”mau membuka” proses pembelajaran untuk diamati para guru yang lain, dengan tujuan utama mengetahui efektivitas proses pembelajaran, bukan mencari-cari kesalahannya.

Kedua, jika rencana tersebut sudah matang, dalam pertemuan tersebut dapat dilanjutkan dengan mencoba membuat lesson plan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama. Kalau tidak dalam pertemuan tersebut, dapat dilakukan pertemuan berikutnya. Guru calon penyaji mencoba membuat konsep RPP, dan kemudian disampaikan kepada kelompok guru tersebut, untuk memperoleh tanggapan dan usulan perbaikan. Kedua tahapan ini disebut sebagai tahapan PLAN.

Ketiga, jika rencana sudah matang, maka tahapan berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, para pengamat mengamati proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau alat bantu pembelajaran, dan akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan pengamatan dan mencatatnya secara cermat. Dalam lesson study, tahapan ini dikenal sebagai tahapan DO.

Keempat, setelah selesai tahapan ketiga, para guru mengadakan pertemuan berikutnya untuk mendiskusikan hasil pengamatan dari guru-guru yang lain. Dalam diskusi ini, sudah barang tentu akan disampaikan tentang apa kelebihan yang telah dilakukan oleh guru penyaji, di samping kemungkinan kekurangan-kekurangan, bahkan kesalahan-kesalahan fatal yang telah dilakukan guru penyaji. Dalam pertemuan ini, para guru dapat mengambil kesimpulan tentang praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan oleh guru penyaji, selain kemungkinan juga kekurangan-kekurangannya. Hasil kesimpulan ini sebaiknya disusun secara tertulis, dan kemudian disebarluaskan kepada guru-guru yang lain, terutama yang menjadi penyaji dan pengamat dalam kegiatan lesson study tersebut. Sudah barang tentu, kesimpulan ini akan menjadi produk bersama yang amat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi para guru. Tahapan ketiga lesson study ini dikenal dengan tahapan SEE.


Sumber :
http://suparlan.com/44/2010/01/22/lesson-study-dan-peningkatan-kompetensi-guru/
PPT. Drs. Fatah Munzali M.Pd : Pengembangan Lesson Study


Rabu, 04 Juni 2014

BACK TO AL-QUR’AN : MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS





Baru-baru ini kita dikagetkan oleh sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak. Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama lebih dari 15 tahun, kita terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik klasik yang dapat memacu kecerdasan
seorang anak. Dulu, sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin dan mencerdaskan anak. Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai
berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bias mencerdaskan anak, maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak. Dan ternyata itu benar.

Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini. Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata
sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa
sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.

Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan
soal-soal mengenai spasial.

Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?


Back to Al-Qur’an

Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya. Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yangdibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.

Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit,
menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.

Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisi program yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah. Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan
banyak penyakit fisik dan psikologis.

Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.

Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk
memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.

Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asing lainnya?

Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk kemudian menguasainya, insya Allah.Janin usia 7 bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, penting bagi ibu hamil untuk banyak-
basumnyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannya mendengarkan Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan
intelegensi tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dankepribadian yang baik pula.



sumber :
https://plus.google.com/104437188870803691901/posts/Lwk6GwNwPGs

Selasa, 03 Juni 2014

Pemanfaatan Teknologi Untuk Media Pembelajaran










Kedua permasalahan tersebut tentunya guru yang pernah menggunakannya akan mengalaminya.Tentu saja, siswa gitu loh, harus gaul! Nah, perilaku selama belajar juga harus dikendalikan jika tidak ingin penyimpangan perilaku seperti ini terjadi. Kita memang harus pandai-pandai menarik ulur terhadap perilaku siswa agar tetap fokus pada proses pembelajaran. Tidak mudah memang, tetapi begitulah realitasnya.

Teknologi memang sangat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun demikian disamping kegunaan tersebut teknologi juga dapat menjadi bumerang bagi guru manakala kebermanfaatannya tidak signifikan terhadap hasil belajar siswa. Bagaimanapun, tetap tolok ukur keberhasilan guru mengajar dikelas atau diluar kelas adalah hasil belajar. Jika hasil belajar yang dicapai rendah maka kebermanfaatan teknologi sebagi media pembelajaran menjadi tidak berarti.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan guru terhadap teknologi yang dipakai. Sebab tidak jarang, guru pada akhirnya hanya memerintahkan siswa mencari materi yang diajar melalui perangkat teknologi dan internet tetapi pengawasannya lemah. Demikian ini bisa terjadi karena guru menyikapinya dengan harapan siswa mencari sumber belajar sendiri, guru bisa santai tidak bekerja keras dan materi tercapai. Belum tentu bukan?

Ketika seorang guru berniat menggunakan teknologi sebagai media ajar maka sudah seyogyanya apaun teknologi tersebut harus dikuasai terlebih dahulu. Guru mengetahui kelebihan dan kekurangannya, pemanfaatannya dan efek yang ditimbulkan karena pemakaiannya. Hal ini agar tujuan yang telah ditetapkan dalam rancangan program pengajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien, guru bertambah wawasan keilmuannya dan siswa terbuka pola berfikirnya, tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Pemanfaatan teknologi (baca : internet) sebagai sumber belajar bukan lagi sebagai gaya mengajar agar terlihat keren dan dianggap melek teknologi, lebih dari sekedar itu pemanfaatannya adalah utnuk tujuan mulia agar siswa sebagai peserta didik memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Senin, 02 Juni 2014

AMAZING TRAINING ON EDU 2.0

Guru adalah sebuah profesi yang mempunyai nilai lebih, melebihi profesi lainnya di dunia ini. Jadi, tidaklah heran jika Rasululloh bersabda yang antara lain menerangkan ada tiga golongan yang masuk syurga diantara umatnya terlebih dahulu dari pada yang lain, yakni seorang yang dermawan, penguasa yang adil dan yang terutama seorang guru yang mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Luar biasa bukan, maka jangan berputus asa atas rezeki Alloh wahai para guru! Anda dan saya adalah ahli syurga!

Namun demikian, bukan berarti berhenti sampai pada kebanggaan tersebut. Guru akan lebih mempunyai makna jika seorang guru terus belajar dan mengembangkan keprofesionalannya.
Nah, sebagai salah satu sarana pengembangan keprofesionalan tersebut di zaman yang penuh dengan kecnggihan teknologi adalah memanfaatkannya sebagai media belajar. Media belajar diperlukan untuk semakin menambah ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar selain memberi ruang efesiensi. Guru kini tidak lagi mendominasi sumber informasi belajar bagi siswa, banyak sumber lain yang justru lebih menarik bagi mereka. Jadi, perintah Alloh untuk selalu belajar sangatlah relevan untuk profesi seorang guru.

Training yang dilaksanakan oleh Komunitas guru melek IT yang dipelopori oleh master IT Bapak Sukani salah satu sarananya. Untuk itulah saya yang masih remang-remang dalam teknologi ini mengikutinya. Dalam rangka menambah nilai lebih dari seorang guru yang termat dangkal ilmu teknologi informasi ini. Seperti musafir di padang pasir, semuanya saya lahap sampai mungkin banyak kesalahan yang saya lakukan dalam mengikuti trainin online ini. Namun demikian lebih baik salah dari pada tidak melakukan sama sekali bukan?

Satu kat yang keluar dari mulut saya untuk pelatihan ini : AMAZING!

Pelatihan yang mudah diikuti bagi yang sudah melek IT, tetapi bagi saya ini tantangan bahwa seorang guru mestilah mampu mengatasi keterbatasan yang dimiliki dengan memperkaya khasanah keilmuan lain untuk mendukung profesinya. apapun itu pasti bermanfaat bagi kita, guru. Menu-menunya yang menantang, tugas-tugasnya yang membangkitkan selera belajar dan motivasinya juga tidak ketinggalan menstimulus naluri kemanusiaan seorang pembelajar.

Deadline-deadline yang membuat kita tertantang untuk menyelesaikannya, tetapi masih relatif bisa diatasi jika kita bersungguh-sungguh. Sekali lagi ini adalah pelatihan pertama yang saya ikuti secara online dan AMAZING buat Pak Sukani dengan tarining guru melek IT di EDU 2.0. Semoga orang pertama yang masuk syurga sesuai kategor sabda nabi itu adalah Mr. Sukani.

Prosedur Belajar Via Quipper School

Rabu, 28 Mei 2014

Ketika Allah Menjadi Tidak Penting Buatku


Ketika Allah menjadi tidak penting buatku,
desiran darah merayu menggoda
seperti iblis yang merayu
sungut-sungut menghela nafsu
angkara : kau adalah makhluk paling mulia,
maka lakukanlah apa kau suka,
sebab kemuliaan takkan pernah ternoda

Ketika Allah menjadi tidak penting buatku,
gelombang kerakusan menggelora
iblispun berselancar diatas papan rayuan
membelai : Duh, makhluk kekasih Allah
tidakkah kau merasa rugi membuang waktu tersia
lihatlah elok nian tubuh indah itu
rengkuhlah kenikmatan yang merupakan hakmu,
sungguh demi Allah! kemuliaan tetap terjaga
engkau tetap kekasihNya tanpa cela

Ketika Allah menjadi tidak penting buatku,
Gemerlap lampu memantulkan cahaya
kehausan atas dahaga tak bertepi
Sekali lagi iblispun berdansa riang diiringi
musik rap, disco diselingi goyang dangdut
penari striptis menjilati peluh tubuhku
berdendang: Wahai, lelaki shalih
yang berzikir tak henti-henti,
lihatlah betapa harta tak penting buatmu,
mengapa tak kau amalkan, ambillah barang sedikit
dari kantung negaramu sebarkan untuk rakyat miskin,
pelacur tua yang tak laku, pesantren reot, atau istrimu
yang berdaster lusuh. teruslah berzikir usah ragu
sebab kenikmatan hanya sesaat

Ketika Allah tidak penting lagi buatku,
kerongkonganku tersekat perih
dadaku sesak sebab dosa
dentangan jam membentur kepala keras
nanar kupandangi wajah orang-orang terkasih
lantas : Iblis terkekeh menertawaiku yang telat bertobat
saat ijrail mencerabut kawan setiaku : ruhku

BALADA SUKIRMAN


Sukirman,
pagi itu memelas menahan keperihan derita
pestisida telah mengaduk-aduk ketabahan
melepas kegetiran bersama dua belahan jiwanya

Sukirman,
menuliskan sendiri takdirnya
juga dua anaknya, robi dan adam
khotijah hanya bisa meneteskan air mata
sebab kematian itu disutradarai jantung hatinya

Adam,
dalam mudanya bertemu khalik
mengabari penghuni barzah
bahwa negeri ini adalah negeri pengais derita
pemimpinnya hobi menebar sengsara
ulamanya hobi mengeluarkan fatwa

kematian itu adalah surga
untuk rakyat yang tak tahan menghiba

Selasa, 27 Mei 2014

Guru Unggul


    Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang bermasa depan menjanjikan. Sebagai bangsa yang menjadi bagian dari warga dunia, Indonesia telah menunjukkan keberadaannya. Founding father bangsa ini telah memberikan contoh yang benar, bahwa untuk menjadi bangsa yang besar dan dihormati haruslah didukung oleh faktor utama, yakni pendidikan.


 

     Jenderal Soedirman sebagai contoh pemimpin bangsa ini yang brlatar belakang guru. Bagaimana sepak terjangnya selama perang kemerdekaan, tidak terlepas dari jiwanya yang memang seorang guru. Maka, tak heran kalau ia sungguh sangat dihormati oleh teman maupun musuh-musuhnya. Meski tidak menenyam pendidikan guru seperti kita sekarang, tetapi kepribadiannya yang unggul dapat membawanya ke puncak karir tertinggi di ketentaraan Indonesia. Pendidikan memang sangat memgang peranan penting bagi kemajuan bangsa ini.

Pendidikan yang maju tidak bisa lepas dari peran serta guru sebagai pemegang kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. Guru mempunyai tanggung jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari pelajaran.

Pertanyaan yang muncul kemudian, bagaimana seseorang bisa dikatakan sebagai guru unggul?

Seorang guru mestilah ia unggul dan profesional sebab ia akan mendidik banyak manusia yang diharapkan menjadi manusia unggul. Keunggulan pribadi seorang guru mutlak diperlukan guna mendukung proses pendidikan baik di kelas maupun di luar kelas.


1. Berakhlak

Sudah barang tentu untuk menjadikan manusia unggul, maka guru harus unggul dalam akhlaknya. Tidak ada manusia yang sempurna, memang benar, tapi seorang guru mestilah menggambarkan sosok yang berakhlak. Mulai dari performancenya sampai kepada cara mengajar dan bergaul.

2. Berfikir Positif

Selalu berfikir positif akan mempermudah cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Membiasakan berfikir positif akan selalu membuat diri seorang guru memandang permasalahan yang dihadapinya dalam proses kegiatan pembelajaran menjadi obyektif. Karena selalu berfikir positif, maka muaranya akan berbuat kebajikan dengan penuh keikhlasan. Seorang guru yang unggul akan selalu mengedepankan prinsip keikhlasan dalam mengajar.

3. Berdedikasi atas pekerjaannya

Kini nasib guru tidak selalu seperti yang didendangkan Iwan Fals, apalagi guru yang tinggal dan bekerja di Jakarta. Guru sudah relatif sejahtera, karena perhatian dari pemerintah yang sudah semakin baik terhadap dunia pendidikan. Oleh karenanya guru unggul tidak lagi menyandarkan pekerjaannya dengan imbalan yang ia terima, tetapi bekerja secara optimal dan profesional. Pada akhirnya akan menghasilkan bibit unggul yang memajukan bangsa Indonesia.Saya tidak pernah bermain setengah hati karena hasilnya pasti setengah-setengah juga” [Michael Jordan, Pebasket Terkenal]

4. Terbuka terhadap kritik

Seorang guru unggul akan selalu terbuka atas penilaian orang lain terhadap dirinya positif maupun negatif. Guru yang unggul memang harus tahan banting dan berani menerima tantangan seberat apapun.
Jangan berdoa agar hidup ini ringan, tetapi berdoalah agar anda menjadi orang yang tahan banting” [John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat] .

sumber : dari berbagai sumber

Senin, 26 Mei 2014

Dicari : Sekolah Islam Murah Berkualitas!

Sebagai bangsa, kita patut bersyukur hingga detik ini diberi anugrah kedamaian. dibanding dengan kawasan Timur Tengah, apalagi belahan Afrika. Kedamaian tersebut mestinya sangat kondusif bagi bangsa ini untuk mengembangkan nilai-nilai luhur secara leluasa. Nilai-nilai luhur dimaksud akan sangat mungkin mendukung kemajuan dan kemajemukan Indonesia yang diharapkan.

Kalau kita bisa kilas balik sejenak, kita akan melihat dengan penuh kekaguman. Bahwa Indonesia pernah menjadi salah satu bangsa yang dihormati karena keluasan dan kekayaan khazanah keilmuannya. Tidak sedikit dari anak bangsa ini yang diakui keilmuan dan kepribadiannya, Imam Nawawi Al bantani, KH. Wahid Hasyim, KH. Ahmad Dahlan, Mohammad Hatta, Soekarno, Tan Malaka, Buya Hamka, Syafrudin Prawiranegara, Mohammad Husni Thamrin, dan masih banyak lagi. Hampir bisa dipastikan peran mereka dalam perjalanan bangsa ini. Pendidikan yang mereka peroleh bisa jadi tidak hanya dari bangku sekolah, namun juga tidak menafikan arti pentingnya latar belakang akademis. Mereka yang sebagian besar muslim, tentunya sangat membanggakan bagi kita, komunitas muslim Indonesia. Tidak diragukan lagi peran ummat islam dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga saat ini.

Kini, Indonesia jauh tertinggal dengan negara Jiran, Malaysia dan Singapore. Apa yang salah dengan bangsa ini? Pendidikan kita semakin menjadi komoditas bisnis, apalagi dengan telah dibukanya kebebasan bagi negara lain untuk membuka instutsi pendidikannya di Indonesia. Bahwa pendidikan membutuhkan biaya, kita tidak menampik hal tersebut. Tetapi pendidikan menjadi komoditas bisnis, inilah masalahnya. hal ini juga yang sedang melanda pendidikan di dunia islam. Menjamurnya sekolah-sekolah dengan embel-embel terpadu, makin membuat biaya pendidikan membengkak. Seolah dengan tambahan kata terpadau sekolah tersebut sudah menjamin kualitas siswanya. Padahal? Sebuah fenomena yang memiriskan hati. Sebagian besar bangsa ini muslim, sebagian besar bangsa ini yang jelata adalah muslim yang secara ekonomi tidak akan mampu membiayai pendidikan pada sekolah-sekolah berlabel terpadu atau sekolah model, sekolah unggulan atau apalah namanya. Karena kita sama-sama tahu, sekolah-sekolah tersebut jor-joran mengiklankan diri dengan fasilitas serba baik, metode pengajaran serba bagus, lulusan serba unggul, pengajar serba berkualitas dan profesional, kurikulum hasil kawin dengan sekolah-sekolah luar negeri yang diakui secara internasional. Sebagai akibatnya, sekoalh-sekolah tersebut menuntut biaya yang "memadai" untuk operasionalnya. Dengan kata lain, sekolah berbiaya tinggi dan hanya orang-orang berkantong tebal yang bisa menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut.

Memang tidak semua sekolah Islam berkualitas berbiaya tinggi, namun mungkin bisa dihitung dengan sepuluh jari. Smart Eklensia, milik Dompet Dhuafa di Parung, SMP dan SMK Utama milik PLN di Gandul Cinere sebagian kecil sekolah cuma-cuma berkualitas dan terpercaya. Sebagian besar sekolah Islam berlabel terpadu, berkurikulum internasional atau berlisensi serba mahal. Di samping itu, dua sekolah gratis di atas diperuntukkan bagi siswa dhuafa tapi pandai. Bagaimana dengan anak-anak biasa saja? Sekolah pemerintah ? Dengan kondisi saat ini, rasanya tidak mungkin membina siswa yang biasa-biasa saja, gratis sekalipun. Perbandingan guru dengan siswa yang jomplang, tidak sebanding. Satu kelas ditangani satu guru dengan jumlah sekitar 40-an siswa. Gratis? perlu dipertanyakan juga kalau SD dan SMP milik pemerintah gratis, faktanya buku dan biaya tambahan lainnya tetap dipungut.

Lantas dimanakah sekolah Islam murah berkualitas? Adakah kesempatan untuk anak-anak muslim yang secara ekonomis orangtuanya termasuk golongan tidak mampu, anaknya biasa-biasa saja untuk menimati sekolah murah bahkan gratis dan berkualitas?

Rabu, 21 Mei 2014

Pagi ini, Aku Minum Kopi dengan Tuhan


  merindu ditampar Tuhan


terima kasih Tuhan, Engkau memberiku waktu
minum kopi bersamaMu
seringkali aku dimakan waktu hingga sulit
mengatur jadual bertemu denganMu
meski hanya dua menit saja!

Pagi ini, kuminum kopi denganMu, Tuhan
negeri ini terlalu terkoyak
sebab duapertiga telah dikuasai
pemimpin korup, pengusaha bejad, penegak hukum fasik
dan rakyat yang linglung dibebani utang,
ulama yang mengemis harta
Mengapa Kau biarkan juga penyakit ini
menahun mendera gerogoti negeriku?
atau Kau bosan dengan tingkah kami
yang selalu menantangMu
meski beribu bencana Kau timpakan

Pagi ini, kuminum kopi dengan Tuhan
harum kopi mewangi sejenak melenakanku
dalam kenikmatan mimpi
bersama uapnya yang hilang tak bertepi

Tuhan,
kejujuran bangsaku memang terdegradasi
pada titik terendah. tapi harapku Kau
mau memberi waktu

kehangatan kopiMu masih kureguk
jangan segera pergi, Tuhan
ku masih ingin bersenda dalam gurauanMu
meski negeri ini terseok dalam kepayahan
senymMu mencerahkan pagi ini
lewat sinar mentari yang tak henti bertasbih
tenggelamkan kami dalam lautan ridhaMu
meski darah kami terkontaminasi dosa membukit!!

Pagi ini cerah merona
secangkir kopi dihidangkan Tuhan untukku ...

Jumat, 16 Mei 2014

10 Peran Penting seorang guru

oleh : Cindy Harrison dan Killion Joellen (diterjemahkan secara bebas)

 Cara guru dapat memimpin sangat beragam seperti guru sendiri. Guru sebagai seorang pemimpin menganggap banyak berbagai peran untuk membantu sekolah dan keberhasilan siswa. Apakah peran yang ditugaskan secara formal maupun informal bersama, mereka membangun kapasitas seluruh sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Karena guru dapat memimpin dalam berbagai cara, banyak guru dapat menjadi pemimpin di antara teman-temannya. Jadi, adakah pilihan yang tersedia bagi guru dalam kepemimpinan?

Berikut peran adalah sampling dari banyak cara guru dapat berkontribusi bagi keberhasilan sekolah mereka.

1. Resource Provider Guru membantu rekan-rekan mereka oleh sumber daya berbagi instruksional. Ini mungkin termasuk situs Web, bahan pembelajaran, pembacaan, atau sumber daya lain untuk digunakan dengan siswa. Mereka juga bisa berbagi sumber daya profesional seperti artikel, buku, pelajaran atau rencana unit, dan perangkat penilaian. Tinisha menjadi penyedia sumber daya ketika dia menawarkan untuk membantu Carissa, seorang anggota staf baru dalam karir kedua, mengatur kelasnya. Carissa Tinisha memberikan salinan tambahan dari nomor baris untuk siswa-siswanya untuk menggunakan, tanda-tanda untuk posting di dinding yang menjelaskan kepada siswa bagaimana untuk mendapatkan bantuan saat guru sedang sibuk, dan buku bahasa tingkat kelas seni mondar-mandir.

2. Spesialis Instruksional Spesialis pembelajaran membantu rekan-rekan menerapkan strategi pengajaran yang efektif. Bantuan ini dapat mencakup ide-ide untuk membedakan instruksi atau perencanaan pelajaran dalam kemitraan dengan rekan-rekan guru. spesialis Instruksional mungkin studi strategi kelas berbasis penelitian (Marzano, Pickering, & Pollock, 2001); menggali metodologi pembelajaran yang sesuai untuk sekolah, dan temuan berbagi dengan rekan. Ketika rekan-rekan guru ilmu berbagi frustrasi dengan laporan buruk ditulis siswa laboratorium, Jamal menunjukkan bahwa mereka mengundang beberapa guru bahasa Inggris untuk merekomendasikan strategi untuk menulis instruksi. Dengan dua guru bahasa Inggris sebagai spesialis melayani pembelajaran, guru-guru ilmu memeriksa sejumlah laporan laboratorium bersama-sama dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Para guru bahasa Inggris berbagi strategi mereka gunakan dalam kelas mereka untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

 3. Kurikulum Spesialis Memahami standar konten, bagaimana berbagai komponen kurikulum link bersama-sama, dan bagaimana menggunakan kurikulum instruksi dalam perencanaan dan penilaian adalah penting untuk memastikan pelaksanaan kurikulum yang konsisten di seluruh sekolah. Kurikulum spesialis menyebabkan guru untuk menyetujui standar, mengikuti kurikulum yang diadopsi, mondar-mandir menggunakan diagram umum, dan mengembangkan penilaian bersama. Tracy, dunia studi pemimpin tim, bekerja dengan lima seni bahasa dan lima guru IPS di sekolahnya. Menggunakan standar dalam studi bahasa Inggris dan sosial sebagai pemandu mereka, para anggota tim sepakat untuk meningkatkan konsistensi dalam kurikulum kelas mereka dan mengelola penilaian umum. Tracy menunjukkan bahwa tim mengembangkan pemahaman umum tentang standar dan setuju untuk memfasilitasi perkembangan dan analisis penilaian triwulanan umum.

4. Kelas Supporter Kelas pendukung bekerja di dalam ruang kelas untuk membantu guru melaksanakan ide-ide baru, seringkali dengan menunjukkan pelajaran, coteaching, atau mengamati dan memberikan umpan balik. Bosan dan bosan (2006) menemukan bahwa konsultasi dengan rekan-rekan guru ditingkatkan 'efektivitas diri (keyakinan guru dalam kemampuan mereka sendiri dan kemampuan untuk berhasil memecahkan mengajar dan belajar masalah) seperti mereka tercermin pada praktek dan tumbuh bersama, dan juga mendorong bias untuk tindakan (perbaikan melalui kerja sama) pada bagian guru. (Hal. 22) Yolanda Marcia meminta dukungan kelas dalam menerapkan strategi representasi nonlinguistik, seperti penyelenggara grafis, Manipulatif, dan kegiatan kinestetik (Marzano et al., 2001). Yolanda setuju untuk merencanakan dan mengajarkan pelajaran dengan Marcia yang mengintegrasikan beberapa strategi yang relevan. Mereka meminta kepala sekolah selama dua setengah hari-waktu rilis profesional, satu untuk belajar lebih lanjut tentang strategi dan perencanaan pelajaran bersama-sama, dan yang lainnya untuk coteaching pelajaran untuk siswa Marcia dan sesudahnya mendiskusikannya.

 5. Belajar Fasilitator Memfasilitasi kesempatan belajar profesional di antara anggota staf lain adalah peran guru bagi para pemimpin. Ketika guru belajar dengan dan dari satu sama lain, mereka dapat fokus pada apa yang paling langsung meningkatkan pembelajaran siswa. belajar profesional mereka menjadi lebih relevan, terfokus pada pekerjaan guru kelas ', dan sesuai untuk mengisi kesenjangan dalam belajar siswa. Seperti komunitas belajar dapat mematahkan norma-norma yang hadir isolasi di banyak sekolah. Frank memfasilitasi pengembangan profesional komite sekolah dan berfungsi sebagai wakil seni bahasa komite. Bersama-sama, guru merencanakan program pengembangan profesional tahun ini dengan menggunakan model backmapping (Killion, 2001). Model ini dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, tingkat saat ini guru pengetahuan dan keterampilan di wilayah sasaran, dan jenis kesempatan belajar bahwa kelompok yang berbeda dari guru perlu. Komite ini kemudian dapat mengembangkan dan menerapkan rencana pengembangan profesional berdasarkan temuan mereka.

 6. Penasihat Melayani sebagai mentor untuk guru pemula adalah peran pemimpin umum untuk guru. Mentor berfungsi sebagai model peran; guru baru menyesuaikan diri kpd suatu iklim ke sekolah baru, dan menasihati guru baru tentang pengajaran, kurikulum, prosedur, praktek, dan politik. Menjadi mentor membutuhkan banyak waktu dan keahlian dan membuat kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan profesional yang baru. Ming adalah seorang guru yang sukses di kelas 1 nilainya sendiri, tetapi ia tidak dianggap peran kepemimpinan di sekolah. Kepala sekolah meminta dia untuk mentor rekan satu tim barunya, seorang guru baru dan imigran baru-baru ini dari Filipina. Ming mempersiapkan dengan berpartisipasi dalam pelatihan distrik tiga-hari mentoring. Perannya sebagai seorang mentor tidak hanya termasuk membantu rekan-nya bernegosiasi distrik, sekolah, dan kelas, tetapi juga akan mencakup acclimating rekannya kepada masyarakat. Ming merasa bangga sebagai ia melihat rekan-nya berkembang menjadi guru tercapai.

  7. Pemimpin Sekolah Menjadi pemimpin berarti melayani di sekolah komite, seperti tim perbaikan sekolah; bertindak sebagai tingkat kelas atau departemen kursi; inisiatif sekolah yang mendukung, atau mewakili sekolah pada masyarakat atau gugus tugas kabupaten atau komite. Seorang pemimpin saham sekolah visi sekolah, menyelaraskan tujuan profesional nya dengan orang-orang dari sekolah dan kabupaten, dan tanggung jawab saham untuk keberhasilan sekolah secara keseluruhan. Yosua, staf sponsor dari dewan mahasiswa, menawarkan untuk membantu siswa utama terlibat dalam proses peningkatan kualitas sekolah perencanaan. Tim perbaikan sekolah berencana untuk merevisi visi hampir 10 tahun dan ingin memastikan bahwa suara siswa termasuk dalam proses. Yosua mengatur pertemuan sepanjang hari selama 10 anggota staf dan 10 mahasiswa yang mewakili berbagai pandangan dari pengalaman sekolah, dari nonattenders untuk presiden tingkat kelas. Yosua bekerja dengan tim fasilitator perbaikan sekolah untuk memastikan bahwa kegiatan yang direncanakan untuk pertemuan yang cocok untuk siswa sehingga siswa akan secara aktif berpartisipasi.

8. Data Pelatih Meskipun guru memiliki akses ke banyak data, mereka tidak sering menggunakan data tersebut ke drive instruksi kelas. Guru pemimpin dapat memimpin percakapan yang melibatkan rekan-rekan mereka dalam menganalisis dan menggunakan informasi ini untuk memperkuat instruksi. Carol, pemimpin tim seni bahasa kelas 10, memfasilitasi tim dari rekan-rekannya saat mereka melihat hasil sampel tulisan paling baru, penilaian guru-dirancang diberikan kepada semua siswa masuk kelas 10. Carol panduan guru saat mereka membahas kekuatan dan kelemahan kinerja siswa menulis sebagai kelompok, sebagai individu, dengan ruang kelas, dan dalam kelompok dipisahkan oleh ras, jenis kelamin, dan sekolah sebelumnya. Mereka kemudian berencana instruksi berdasarkan data ini.

9. Katalis untuk Perubahan Guru pemimpin juga dapat katalis untuk perubahan, visioner yang "tidak pernah puas dengan status quo melainkan selalu mencari cara yang lebih baik" (Larner, 2004, hal 32). Guru yang mengambil peran katalis merasa aman dalam pekerjaan mereka sendiri dan memiliki komitmen yang kuat untuk perbaikan terus-menerus. Mereka mengajukan pertanyaan untuk menghasilkan analisis belajar siswa. Dalam rapat fakultas, Larry mengungkapkan kekhawatiran bahwa guru bisa mengobati beberapa mahasiswa yang berbeda dari orang lain. Siswa yang datang kepadanya untuk bantuan tambahan telah berbagi perspektif mereka, dan Larry guru ingin tahu apa yang dikatakan siswa. Seperti rekan-rekannya mendiskusikan alasan untuk prestasi siswa rendah, Larry menantang mereka untuk menggali data tentang hubungan antara ras dan arahan disiplin di sekolah. Ketika guru mulai titik jari pada mahasiswanya, ia mendorong mereka untuk mempelajari bagaimana mereka dapat mengubah praktik pembelajaran mereka untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan prestasi.

 10. Pembelajar Di antara pemimpin yang paling penting peran guru adalah mengasumsikan bahwa ia sebagai seorang pembelajar. Pembelajar perbaikan berkesinambungan model, menunjukkan pembelajaran seumur hidup, dan menggunakan apa yang mereka pelajari untuk membantu semua siswa mencapai. Manuela, guru baru dua bahasa sekolah, adalah pelajar rakus. Pada setiap tim atau rapat fakultas, dia mengidentifikasi sesuatu yang baru bahwa dia sedang mencoba di kelasnya. kesediaan-nya untuk mengeksplorasi strategi-strategi baru yang menular. Lain guru, didorong oleh keinginan untuk mendiskusikan yang berhasil dan yang tidak, mulai berbicara tentang mengajar dan bagaimana ia mempengaruhi belajar siswa. Fakultas dan pertemuan tim menjadi sebuah forum di mana guru belajar dari satu sama lain. Manuela komitmen dan kemauan untuk berbicara tentang belajar meruntuhkan penghalang isolasi bahwa ada di antara para guru. Peran untuk Semua Guru menunjukkan kepemimpinan dalam beberapa, kadang-kadang tumpang tindih, cara. Beberapa peran kepemimpinan yang formal dengan tanggung jawab yang ditunjuk. peran lebih informal lainnya muncul sebagai guru berinteraksi dengan teman-teman mereka. Berbagai peran memastikan bahwa guru dapat menemukan cara untuk memimpin yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Terlepas dari peran mereka menganggap, pemimpin guru membentuk budaya sekolah mereka, meningkatkan belajar siswa, dan praktek pengaruh antara rekan-rekan mereka.

Referensi Bosan, J., & cuek, J. (2006). Guru membawa keluar yang terbaik dalam guru: Panduan untuk rekan konsultasi untuk administrator dan guru. Thousand Oaks, CA: Corwin Press. Killion, J. (2001). Apa yang berhasil di sekolah dasar: pengembangan staf Hasil berbasis. Oxford, OH: Dewan Staf Pembangunan Nasional. Larner, M. (2004). Persiapan: Charting kursus untuk belajar profesional. Portsmouth, NH: Heinemann. Marzano, R., Pickering, D., & Pollock, J. (2001). Kelas instruksi yang bekerja. Alexandria, VA: ASCD.

Catatan Penulis: The 10 peran dijelaskan secara lebih rinci dalam Mengambil Lead: Peran Baru untuk Guru dan Sekolah Berbasis Pelatih oleh J. Killion dan C. Harrison, 2006, Oxford, OH: Dewan Nasional Pengembangan Staf. Meskipun nama telah berubah, semua contoh didasarkan pada guru yang sebenarnya kita dijumpai dalam penelitian kami. Cindy Harrison (crh@instructimprove.org) adalah konsultan independen, instruksional Peningkatan Grup, 305 6 Barat Ave., Broomfield, CO 80020. Joellen Killion (Joellen.Killion @ nsdc.org) adalah Wakil Direktur Eksekutif, Dewan Nasional Pengembangan Staf, 10931 71 Tempat Barat, Arvada, CO 80004.