Menurut
Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi.
Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu
instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes
yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Tipe-tipe Reliabelitas
Menurut
Sukardi (2008) Ada beberapa tipe reliabelitas yang digunakan dalam kegiatan
evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai konsistensi yang
berbeda-beda. Beberap tipe reliebelitas di antaranya: tes-retes, ekivalen, dan
belah dua yang ditentukan melalui korelasi.
Berbagai
tipe tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
-
Reliabilitas Konsistensi Tanggapan terdiri atas :
1)
Relibalelitas Dengan Tes-Retes
Reliabelitas
tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah
tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari
penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilaksanakan dua kali atau lebih,
sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam
mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waktu tertentu
adalah sama hasilnya, ketika siswa itu dites lagi dengan tes yang sama. Dengan
melakukan tes-retes tersebut. Seorang guru akan mengetahui seberapa jauh
konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur (Sukardi, 2008).
Sedangkan
Arikunto (1997: 88) Metode tes ulang (tes-retes) dilakukan untuk menghindari dua
penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes
hanya memiliki satu seri tes tapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya satu
dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut juga dengan single-test-double-trial-method.
Reliebilitas
tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
- Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
- Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
- Korelasikan kedua hasil tes tersebut.
Jika
hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias tes adalah bagus.
Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi
rendah (Sukardi, 2008).
2) Reliabilitas Dengan Bentuk Ekivalensi
Sesuai
dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak diukur
reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, kecuali
substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaliknya mempunyai
karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang
sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan
dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama (Sukardi
2008).
Pernyataan
serupa juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 87) tes paralel atau equivalent
adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disebut Alternate-forms
method (parallel forms).
Tes
reliabelitas secara ekivalen dapat dilaksanakan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
- Tentukan sasaran yang hendak dites
- Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
- Administrasinya hasilnya secara baik.
- Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada kelompok tersebut
- Korelasikan kedua hasil skor tersebut (Sukardi, 2008).
Perlu
diketahui juga bahwa tes ekivalensi mempunyai kelemahan yaitu bahwa membuat dua
buah tes yang secara esensial ekivalen adalah sulit. Akibatnya akan selalu
terjadi kesalahan pengukuran (Sukardi, 2008). Pernyataan lain juga disampaikan
oleh Arikunto (1997: 88) kelemahan dari metode ini adalah pengetes pekerjaannya
berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang
lama untuk mencobakan dua kali tes.
3) Reliabilitas Dengan Bentuk Belah Dua
Menurut
Sukardi (2008: 47) Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang
mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi internal adalah salah
satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes
evaluasi. Relibilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya satu kali.
Cara
melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan
sebagai berikut:
- Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
- Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada kelompok tersebut.
- Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.
- Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan teknik pengukuran (Sukardi, 2008).
Untuk
mengetahui seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto, 1997):
- Reliabilitas
Konsistensi Gabungan Item :
1.
Butir dengan skor dikotomi
2.
Butir dengan skor kontinum
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen
Menurut
Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu
penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau
terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang
juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai
berikut::
1) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah
item materi pembelajaran diukur.
2) Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk
sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin
tinggi estimasi koefisien reliable.
3) Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa,
cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4)
Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan
kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.
sumber : dari materi kuliah dan
binham.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar